ONE HOME // WHAT'S ONE      


ONE : PERUBAHAN PARADIGMA ORIENTASI

  • Bagaimana Menyatu, bila tak pernah ketemu?
  • Bagaimana Kerjasama, kalau tak Saling Percaya?
  • Bagaimana Saling Percaya, kalau tak Kenal?
  • Bagaimana Kenal, kalau tak Muncul?
  • Bagaimana Muncul, kalau tak Terbeban?
  • Bagaimana Terbeban, kalau Tak Mengasihi saudaranya?
  • Bagaimana Mengasihi saudaranya, kalau tak .......?


1 Yoh 4: 20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci* saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (*terjemahan ini terlalu keras, bhs Inggrisnya bukan ‘hate, tapi ‘does not love’ - tidak mengasihi)


A. Sejarah

Pada tgl.14 Nopember 2001, di Graha Getsemani terlahirlah suatu wadah yang belajar menjadi acara temu muka, temu hati, temu jiwa dan dan temu kasih, bahkan temu doa antar pemercaya dalam artian sesungguhnya. Bukan meremehkan, apalagi meniadakan persekutuan yang pernah ada, kami sadar sekali hal ini telah ddidoakan sejak lama. Tapi acara ini justru melanjutkan semua rintisan yang telah diawali dari banyak kerinduan dari banyak anak Tuhan untuk bersekutu dan berbagi berkat dan beban doa. Salah satunya adalah yang dikerjakan oleh YPK Bethesda, yang menaungi Kasih Bagi Kota, dan secara spiritual juga ONE.

Wadah ini disebut ONE, yang tentu artinya SATU. ONE samasekali tak berniat membentuk suatu organisasi formal. ONE hanya rindu melihat pemercaya mau bersatu untuk memuliakan Allah. Bukan hanya membentuk Persatuan, berkumpulnya secara fisik elemen elemen pembentuk, tapi lebih jauh lagi membentuk Kesatuan, meleburnya elemen elemen pembentuk. (Yoh.17:11,21,22,23)

1 Kor.10: 17 ‘Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.’ (By sharing in the same loaf of bread, we become ONE body, even though there are many of us. cev.)

Persatuan dan Kesatuan telah dikhotbahkan, diseminarkan, didiskusikan, dibukukan, diperdebatkan. Sudah waktunya Persatuan dan Kesatuan diWUJUDKAN. Kendati hal ini menuntut kesediaan mengorbankan agenda pribadi kita dan kelompok kita masing masing.
Dalam aktifitas ONE yang pertama, segera dirasakan bahwa tak dibiarkan suatu nuansa denominasi tertentu mendominasi seluruh acara. Pola pujian, doa, dan semua sharing mengalir lepas sesuai pimpinan Roh Tuhan. Tapi bukan liar, karena ada alokasi waktu yang memungkinkan kita semua ‘kembali ke ‘negara’ rutinitas dan denominasi masing masing tanpa beban dan ikatan apa-apa.

B. Perkembangan Saat Ini:

Dalam segala kesibukan kerinduan melanjutkan persekutuan antar gereja ini terasa di banyak pihak. Tapi semua saling menunggu! Pelayanan KBK ‘Agustusan’ untuk pemulung di Stadion tgl.28 Agustus telah menunjukkan bahwa sebenarnya banyak pemercaya yang rindu melayani bersama membagi berkat. Tapi banyak, bahkan sebagian besar di antara kita baru dalam tahap mendukung. Belum sampai memotori.
Untunglah komitmen KBK untuk menindaklanjuti kebersamaan pemercaya ini masih dapat diteruskan dalam acara KBK akhir tahun 2001 dengan acara sejenis:

1. Pelayanan KBK rutin: Seperti telah dipromosikan sejak KBK di Stadion, pelayanan KBK diputuskan untuk dipermanenkan. Tenaga fultimer setiap hari melayani kebutuhan penyalur ataupun penerima berkat. Sumbangan yang ada segera disalurkan kepada yang membutuhkan. Laporan lengkap tanpa diminta dikirimkan kepada semua mantan pendukung KBK.

2. Buka Puasa Bersama Anak Jalanan & Fakir Miskin: tgl.9 Desember 2001: Dengan indah Tuhan menganugerahkan pelayanan ini di tengah kesibukan akhir tahun dan Natal. Akan dilayani sebayak 200 ‘anjal’ dan undangan rekan rekan muslim di Graha Getsemani. Kita rindu memiliki persaudaraan sejati di tengah perbedaan iman yang ada.

3. Natal Bagi Kota: Tgl.15 Desember 2001: Sekali lagi kita bersyukur bahwa harapan di Stadion dulu akan terus terjadinya pelayanan kasih tidak berhenti pada slogan dan tepuk tangan kosong. Dalam waktu hanya 2 minggu sejak ONE dicanangkan, beritanya telah meluas dengan amat cepat. Sampai dengan tgl.15 Desember 2001, posko telah menerima permohonan dari 55 gereja yang terdapat dari daerah Tulung Agung sampai dengan Lumajang. Total jumlah diakonia, termasuk anak anak adalah 3364 orang, 165% dari target semula! Pemohon dari desa adalah 90%, yang menunjukkan bahwa gereja gereja di kota sendiri masih amat tidak memanfaatkan peluang yang sudah ditawarkan berkali-kali lewat surat.

Nampaknya hal ini juga penggenapan dari perumpamaan raja yang ‘mengalihkan’ undangan pesta menantunya dari rekan-rekannya sendiri, kepada ‘siapa saja di lorong-lorong, perempatan jalan dan sebagainya, karena ‘rumahku harus penuh’

Kami bersyukur bahwa informasi ini terbantu meluas karena pelayanan YADIM, yang telah lama menjadi berkat bagi hamba Tuhan garis depan di pedesaan.

4. Temu Doa ONE Bulanan:

Sejak Tgl.14 Nopember 2001, temu doa ONE akan menjadi kalender bulanan di tengah persekutuan anak anak Tuhan di kota Malang. Temu Doa ini diharapkan sungguh sungguh menjadi pemuas rindu anak anak Tuhan bersekutu tanpa terpengaruh denominasi tertentu. Dari evaluasi terakhir nampaknya pola ONE yang terus akan menemukan dirinya mendapat tempat di hati pesertanya.
Dalam perkembangannya ONE juga akan diadakan khusus untuk aktifis muda, yang disebut Young ONE. Jelas bentuk, musik, gaya acara untuk anak muda berbeda dengan untuk Umum. Diharapkan Young ONE dapat terlaksana pada awal Pebruari mendatang.

ONE akan diadakan setiap Rabu ke 3, sedang tempatnya akan berpindah-pindah sesuai gereja yang siap menjadi tuan rumahnya. Bahkan sarana pendukung, seperti pemain musiknyapun diharapkan akan diisi oleh gereja tersebut. Ini dilakukan agar tak ada kesan gerakan ini hanya didukung oleh sekelompok gereja tertentu saja. ONE akan bersyukur bila gereja gereja mau membuka diri menerimanya.

C. Kendala Perubahan Paradigma ONE:

Tak dapat disangkal bahwa pelaksana mengalami suka duka dan pergumulan yang tidak sedikit!
Memang tidak mudah bagi banyak gereja memahami upaya semacam ini karena beberapa hal:

1. Tebalnya /pekatnya prasangka yang ada dalam pergaulan sesama pemercaya/ gereja. Penyelenggara dengan segera menyadari betapa upaya ini segera dihadapi dengan reaksi yang amat beragam. Karena keakraban sesama pemercaya dan gereja masih amat memprihatinkan, maka semua undangan untuk membuat mereka mau duduk dalam satu ruangan mengalami kendala psikologis. Diamati bahwa pemercaya ternyata tidak comfortable/ nyaman berada di tengah sesamanya yang datang dari gereja lain! Sebagian gereja, lembaga, pribadi yang rindu melayani dalam kesatuan dan ketulusan segera menyambut dan berdoa bersama dalam acara itu. Namun gereja, lembaga dan pribadi yang selama ini masih tertutup segera menganggap ini suatu upaya membentuk suatu Persekutuan Doa baru, yang belakangan menjamur dan bahkan ‘menyaingi’ gereja standard dalam gebyar dan operasinya.
KITA HARUS BERJUANG MEMECAH ‘kebekuan’ sesama pemercaya.

2. Paradigma Manfaat yang masih kuat pada beberapa kelompok:
Karena orientasi ke dalam diri sendiri dari banyak lembaga, maka banyak mereka masih amat mempertimbangkan UNTUNG RUGINYA untuk ikut hadir atau terlibat dalam acara acara ONE. Padahal, kalau mereka menganggap sesama pemercaya sebagai saudara sendiri, maka seharusnya mereka rindu berbagi berkat dan ‘saling mencukupkan sesuai keperluan masing-masing’ (KR.2:44-47) seperti pola hidup jemaat mula-mula. ONE mengamati bahwa banyak sekali gereja dan lembaga tak sadar betapa mereka seharusnya saling membantu dan mencukupi. ONE rindu dapat menciptakan dan mengembalikan suasana jemaat awal secara murni.

BEBAN SESAMA ADALAH BEBAN SEMUA
BERKAT SESAMA ADALAH BERKAT SEMUA

3. Prasangka Pribadi dan Kelompok:

Tak dapat disangkal, pergerakan ONE ini dapat disikapi pemimpin lembaga dengan mempertimbangkan pengenalan mereka pada personil personil ONE yang tidak didukungnya. Padahal sebenarnya ONE didesain dengan mereka semua sebagai pemiliknya! Betapa masih jauhnya kesenjangan antara materi khotbah mingguan dan realita lapangan! Beberapa pemimpin lembaga bahkan tidak berminat, karena curiga akan ‘motif sebenarnya’ dari upaya ini. Opini negatif yang beredar tak mungkin dihindari. Memang wajar kalau ‘tak kenal maka tak sayang’!

Tapi, bagaimana mau kenal, kalau tidak berkenan muncul sekalipun?
ONE rindu suatu saat semua pihak tidak merasa menjadi UNDANGAN tetapi merasa sebagai SESAMA PENGUNDANG. Memang sulit untuk percaya bahwa batas batas tembok kepentingan antar pemercaya sedang terus dirobohkan oleh Tuhan di seluruh dunia. Eksklusifisme sudah ketinggalan jaman.ONE memang bukan hanya suatu alternatif persekutuan. ONE rindu merubah orientasi paradigma dari kelompok sendiri, ke orang di laur kelompok sendiri.

KITA HARUS BERJUANG UNTUK Merubah ‘KAMI’ menjadi ‘KITA’.


D. BERSATU TAK SELALU BERARTI SERAGAM.

Semua tujuan dan harapan ONE yang ingin mempertemukan, syukur syukur kalau dapat mempersatukan gereja, lembaga dan pribadi SAMASEKALI tidak berniat untuk menyeragamkan!
In Essential Things UNITY: Dalam semua yang hakiki, KESATUAN
In Non-Essential things LIBERTY/ DIVERSITY: Dalam yang tidak hakiki: KEBEBASAN / KERAGAMAN
In All things Harmony: Dalam segalanya: keserasian

Kita hanya perlu diikat dan dipersatukan oleh hal yang essensial, dan tak perlu memasalahkan hal hal NON ESSENSIAL. Hal esensial untuk semua pemercaya hanya satu: kita semua adalah pendosa yang satu karena penebusan Kristus di kayu salib untuk dosa kita yang sama. Titik.
(Ef.4:3-63 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: 4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, 5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, 6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. )

Hal hal non esensial adalah misalnya soal dogma, pola pujian, baptisan, liturgi dan sebagainya yang harus dikesampingkan. Karena itu ONE mungkin dapat terasa seperti ’ancaman’ terhadap semua kelompok yang mau mempertahankan ‘kesendirian’ mereka, tanpa siap berubah.
Ada satu slogan dari sebuah denominasi yang mengatakan Semper reformata, semper reformanda:
Selalu berubah, selalu diperbarui, dan direformasi.
Betapa indahnya!

Justru itulah hakekat ONE: rindu perubahan dan keluar dari kemandekan dan stagnasi. Dunia sedang terus bergerak dan berkembang, gereja dan lembaga pemercaya yang tak dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada akan ‘ketinggalan kereta’

Masalahnya, bagaimana mengadakan atau menikmati perubahan, kalau kita hanya merasa ‘aman’ dan ‘nyaman’ dalam kepasivan dan rutinitas tradisi sendiri?
ONE tidak ingin mencampuri urusan intern suatu denominasi, bahkan tidak mungkin dapat, seandainyapun dianggap ada niatan itu. Undangan Tuhan selalu sukarela, tak ada paksaan untuk bergabung. Tapi Pemilik Pesta mengatakan ‘rumahku harus penuh’ (Luk.14:23b). Dia mengundang orang orang sederhana yang tak memasalahkan perbedaan doktrin, liturgi, tradisi kelompok dan sebagainya.


E. HARAPAN:


ONE rindu melihat perubahan paradigma yang masih kuat sekali dalam gereja. ONE percaya untuk merubah paradigma memang dibutuhkan WAKTU dan kesabaran. Tidak mudah merubah paradigma yang telah berurat akar.

ONE rindu melihat kesatuan yang diikat oleh kasih (Kol.3:14) dan Kesatuan Roh yang diikat oleh damai sejahtera (Ef.4:3-6)

ONE rindu merubah orientasi ‘memilih-milih kawan’ menjadi ‘menjadikan semua kawan’.

ONE rindu merubah orientasi pasif eksklusif tenteram dan aman dalam gaya aliran sendiri menjadi aktif inklusif dalam gaya aliran bersama.

ONE bukan untuk orang orang yang hanya mencari manfaat untuk dirinya sebelum bergabung dengan sesuatu. Ia adalah untuk orang orang yang rindu memberi manfaat.

ONE tidak bertanya: apa yang bisa diberikan dia untukku’, tapi
‘apa yang aku bisa berikan untuknya.’

ONE rindu merubah orientasi eksklusif ke dalam dan kepentingan diri sendiri menjadi orientasi inklusif, ke luar untuk melibatkan orang lain. ONE ADALAH TEMPAT MEMBERI, BUKAN MENERIMA

ONE ADALAH TEMPAT MENGASIHI, BUKAN MENUNTUT

ONE membutuhkan kita. Kita membutuhkan ONE. Dunia diberkati bila ada kerjasama dan kesatuan anak Tuhan. Bila kita mau mengulurkan tangan. Dunia membutuhkan kasih kita. ONE akan terus berusaha menyalurkannya. Mulai dari apa yang dapat kita jangkau. Dengan apa yang ada.
Segala kemuliaan biarlah kembali kepadaNya saja - yang telah memberikan pelayanan ini!